MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI,OLAHRAGA DAN KESEHATAN Oleh: IBENZANI M.Pd

Laman

Jumat, 14 Juli 2017

JADWAL PBM PENJASORKES KELAS XII TP. 2017 – 2018


JADWAL PBM PENJASORKES KELAS XII TP. 2017 – 2018

SENIN
SELASA
RABU
KAMIS
JAM
KELAS
JAM
KELAS
JAM
KELAS
JAM
KELAS
15.00-17.30
IK. 1 - 2
14.30 – 16.00
IK. 1.2
14.30 – 16.00
IIS 1.2
14.30 – 16.45
MIA 1.2.3

PUTRA

PUTRI

PUTRI

PUTRI




16.15 – 18.15
IIS 1.2
16.15 – 18.15
MIA 1.2.3





PUTRA

PUTRA


PENTING UNTUK DIINGAT  !!!

*          Pbm Penjas dimulai hari Senin, 17 Juli 2017 sesuai jadwal tersebut diatas

*       Siswa/i yang mengikuti PBM Penjas jam 14.30 atau 15.00 sudah membawa pakaian olahraga             MAN Koto Baru Solok dan sepatu khusus olahraga.

*       Siswa/i dilarang memakai pakaian olahraga dan  sepatu olahraga selain ditetapkan diatas.

*          Siswa/i yang mengikuti PBM Penjas jam 14.30 atau 15.00 sudah harus makan siang saat ba’da           Zhuhur  (disarankan  membawa nasi) makan 2 jam sebelum berolahraga.

*         Siswa/i yang terlambat diberi toleransi waktu keterlambatan 5 menit setelah PBM dimulai..                 Lebih  dari 5 menit siswa  diperkenankan masuk dengan sangsi kedisiplinan 1 buah batako.

S      Siswa yang mengikuti PBM Penjas jam 16.15 diwajibkan mengikuti SHOLAT ASHAR                       BERJAMAAN di Mushola MAN Koto Baru Solok, daftar kehadiran diambil ba'da Sholat                   Ashar dan Petugas Adzan diatur / kelas. 

*         Siswa/i yang sakit harus memperlihatkan surat keterangan sakit dari dokter atau bidan.

*         Siswa/i disarankan sering membaca materi Penjas melalui Browsing di Google : 
                PENJAS MAN 1  KABUPATEN SOLOK atau melalui http://mriben.blogspot.co.id/                       untuk EDMODO menyusul.


Rabu, 17 Mei 2017

AEROBIC

AKTIVITAS AEROBIC 

Aerobik dapat diartikan sebagai bekerja dengan oksigen. “Istilah aerobik digunakan untuk menyatakan pengertian yang meliputi pemasukan, pengangkutan, dan pemanfaatan oksigen.” (Lutan . 2002:46). Olahraga aerobic, bila selama penampilannya minimal sekitar 2/3 atau 70% dari seluruh energi yang digunakan disediakan melalui olah daya aerobic. Olahraga yang berlangsung secara kontinyu lebih dari empat menit dan dilakukan dengan intensitas rendah termasuk golongan aerobik. Jadi olahraga aerobik bukan hanya senam aerobik, tetapi masih banyak jenis olahraga lainnya, seperti bersepeda, berenang, jalan cepat dan lari lintas alam. Suatu aktivitas dinyatakan sebagai aktivitas aerobik jika 70% penampilannya menggunakan olah daya aerobic dan waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas/penampilannya lebih dari 8 menit. 

Persiapan Sebelum melaksanakan olahraga (khususnya senam aerobik) Untuk pertama kali dianjurkan untuk memeriksakan kondisi kesehatan kepada dokter bagi mereka yang berusia 35 tahun ke atas dan belum pernah melakukan olahraga secara teratur. Hal ini berlaku juga bagi seseorang yang berusia di bawah 35 tahun, namun memiliki keluhan dan riwayat kesehatan yang kurang baik. Memeriksakan kondisi kesehatan diri pada dokter terpercaya bertujuan untuk mencegah resiko yang akan terjadi dan memperoleh saran – saran yang tepat sehubungan dengan kondisi kesehatan saat berolahraga. Sebaiknya sebelum melakukan aktivitas senam aerobik, sudah selayaknya dalam kondisi yang segar, cukup beristirahat sesuai takaran, dan dalam kondisi sehat. Apabila berolahraga dalam kondisi tidak segar dan sehat maka kinerja fisik tidak akan optimal, selain itu juga bila terlalu dipaksakan dapat menyebabkan sakit. Oleh sebab itu apabila tidak dalam kondisi fit (segar dan sehat) maka disarankan untuk mengurangi tingkat intensitas latihan / menunda latihan senam aerobik.

TAKARAN LATIHAN 


Untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan mempertahankannya, maka latihan olahraga harus dilakukan dengan kaidah – kaidah yang benar atau disebut dengan takaran latihan. Takaran latihan akan membantu memberikan acuan / arahan dalam melaksanakan latihan sehingga latihan tersebut dapat memberikan hasil dan manfaat yang positif. Oleh sebab itu sudah selayaknya berolahraga dengan mengikuti takaran latihan yang baik. Ketiga aspek takaran latihan tersebut adalah : 1. Intensitas Latihan Dosis latihan yang harus dilakukan seseorang berdasarkan program yang disusun disebut sebagai intensitas latihan. Intensitas latihan yang baik berada dalam rentang 70 – 85 % dari denyut nadi maksimal (DNM). Rentang daerah ini lazim disebut sebagai Training Zone atau daerah latihan. Suatu latihan yang dilakukan seseorang dinilai telah memenuhi takaran yang baik apabila denyut nadi latihannya berada dalam rentang 70– 85% dari denyut nadi maksimalnya (DNM) Tingkat usia sangat berpengaruh terhadap DNM seseorang seperti ditunjukkan rumus DNM dibawah ini : Contoh : Andi berusia 20 Tahun. Berapakah DNM dan rentang training zone yang ia miliki ? Jawab : 1) Denyut Nadi Maksimum = 220 – Usia (Tahun) = 220 – 20 = 200 (Denyut nadi maksimal Rita) 2) Training Zone minimum = 70 % x DNM = 70 % x 200 = 140 detak / menit 3)Training Zone maksimum = 85 % x DNM = 85 % x 200 = 170 detak / menit Jadi Andi memiliki denyut nadi maksimal 200 detak / menit, dengan rentang intensitas latihan yang baik antara 140 sd 170 detak / menit.. Untuk mengetahui jumlah denyut nadi dalam satu menit ada dua cara mengetahui nya, yaitu pertama menggunakan alat yang bernama pulse meter. Alat ini umumnya hanya terdapat di laboratorium olahraga dan tersedia secara terbatas. Dengan cara memasukkan jari telunjuk selama 1 menit, maka secara otomatis hasil penghitungan denyut nadi akan dapat diketahui. Cara kedua yaitu dengan cara menghitung denyut nadi dengan cara meraba titik denyut nadi pada pergelangan tangan atau pada panggal leher menggunakan jari telunjuk dan jari tengah. Cara ini di sebut sebagai palpasi atau menghitung denyut nadi secara manual. Cara ini jauh lebih sukar dibandingkan dengan penggunaan pulse meter karena dibutuhkan kepekaan dan ketepaatan yang tinggi dalam mendeteksi dan menghitung denyut nadi, namun dengan bantuan dan bimbingan para ahli, maka menghitung dengan cara palpasi akan menjadi mudah dan menyenangkan. Dalam menghitung denyut nadi selama 1 menit, terdapat beberapa cara menghitung antara lain : 1. Hitung denyut nadi selama 60 detik penuh 2. Hitung denyut nadi selama 30 detik. Hasilnya dikalikan 2. 3. Hitung denyut nadi selama 15 detik. Hasilnya dikalikan 4. 4. Hitung denyut nadi selama 10 detik. Hasilnya dikalikan 6. 5. Hitung denyut nadi selama 6 detik. Hasilnya dikalikan 10. 2. Lama / durasi Latihan Lama latihan berbanding terbalik dengan intensitas latihan. Intensitas latihan yang berat memerlukan waktu yang lebih pendek dibandingan dengan intensitas latihan yang ringan. Semakin berat latihan maka semakin singkat waktu latihan, semakin ringan intensitas latihan maka semakin lama waktu latihan. Suatu latihan akan bermanfaat dengan baik bila dilakukan dengan tempo yang tepat. Latihan dengan tempo yang terlampau lama atau terlalu pendek akan memberikan hasil yang kurang efektif. Dalam senam aerobik, total waktu latihan yang baik umumnya antara 30 – 60 menit dalam satu sesi latihan. 3. Frekuensi Latihan Frekuensi latihan adalah berapa kali latihan intensif yang dilakukan oleh seseorang. Latihan dapat dikatakan intensif apabila memenuhi dua kaidah di atas yaitu memenuhi takaran intensitas dan tempo latihan yang baik. Frekuensi latihan untuk senam aerobik disarankan 3 – 5 kali dalam satu minggu. Hal ini dianggap cukup. Apabila frekuensi latihan kurang dari 3 kali maka tidak memenuhi takaran latihan, sedangkan apabila lebih dari 4 kali maka dikhawatirkan tubuh tidak cukup beristirahat dan melakukan adaptasi kembali ke keadaan normal sehingga dapat menimbulkan sakit / over training.

 SENAM AEROBIK 

Salah satu cara pemeliharaan kebugaran jasmani dengan melakukan senam aerobik karena dapat merangsang aktifitas kerja jantung untuk melakukan perubahan yang menguntungkan dalam tubuh seseorang yang melaksanakannya. Hal ini merupakan usaha preventif / pencegahan dengan tujuannya untuk meningkatkan jumlah interaksi oksigen yang diproses di dalam tubuh dalam waktu tertentu. Pelopor senam aerobik adalah Dr. Kenneth Cooper pada tahun 1960. Ia menemukan konsep ritme musik dan gerakan yang teratur, sehingga tubuh dapat memompa oksigen dan meningkatkan denyut jantung. Aerobik dalam arti sesungguhnya adalah suatu kegiatan atau gerak badan yang menuntut lebih banyak oksigen untuk memperpanjang waktu dan memaksa tubuh untuk memperbaiki sistemnya, sehingga bertanggung jawab untuk transportasi lebih banyak oksigen, dengan kata lain latihan ini dilakukan dalam keadaan yang tenang. Senam aerobik adalah : serangkaian gerak yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti irama musik yang juga dipilih sehingga melahirkan ketentuan ritmis,kontinuitas dan durasi tertentu. Macam-macam senam aerobik Dengan menggunakan musik sebagai pengiring senam aerobik dapat dibagi menjadi lima macam antara lain sebagai berikut:

• Aerobik sport (Aerobik Keras) 
• Discoaerobik 
• Rockaerobik 
• Low Impact aerobik 
• Flight Impact Aerobik 

Manfaat senam aerobik 

Manfaat senam aerobik adalah sebagai berikut : Untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru serta membakar lemak yang berlebihan di tubuh karena aktifitas gerak untuk menguatkan dan membentuk otot dan beberapa bagian tubuh lainnya, seperti : Pinggang, Paha, Pinggul, Perut dan lain-lain. Meningkatkan kelentukan, keseimbangan koordinasi, kelincahan, daya tahan dan sanggup melakukan kegiatan-kegiatan atau olah raga lainnya. Bila seseorang mempunyai motivasi untuk berlatih rutin dapat merupakan suatu program penurunan berat badan. Senam aerobik merupakan salah satu jenis olahraga kebugaran yang sangat diminati oleh hampir sebagian besar masyarakat, baik di daerah pedesaan maupun perkotaan, baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini dikarenakan olahraga senam aerobik merupakan olahraga yang dapat dilakukan secara massal, murah, meriah, menyenangkan dan memberikan manfaat yang langsung dan nyata. Olahraga senam aerobik dapat digolongkan menjadi olahraga kesehatan, karena ciri‐ciri umum dalam olahraga kesehatan terpenuhi oleh olahraga senam aerobik. 

Mengenai ciri umum olahraga kesehatan dijelaskan oleh Giriwijoyo (1995:5) sebagai berikut: 


1  Massal: olahraga  kesehatan dapat diikuti sejumlah besar orang secara               serentak 



2 Mudah: gerakan olahraga kesehatan mudah diikuti dan dapat dilakukan              dengan baik oleh anak‐ anak, dewasa maupun manula 



3.Murah: tidak memerlukan peralatan maupun ruangan khusus untuk                  pelaksanaannya 



4.Meriah: membangkitkan suasana santai dan gembira, bebas stress dan              memungkinkan silaturahmi yang lebih baik 



5.Manfaat dan aman: manfaatnya dapat dirasakan baik lahir maupun batin           serta kecil kemungkinan terjadinya cedera Olahraga senam aerobik itu sendiri   sering diartikan sebagai olahraga yang gerakannya dipilih dan dilakukan             sesuai dengan keinginan pelakunya dan menggunakan iringan musik. 

Tangkudung (2004:5) menjelaskan, “Senam aerobik adalah serangkaian gerak yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti irama musik yang juga dipilih sehingga melahirkan ketentuan ritmis, kontinuitas, dan durasi tertentu.” Pada umumnya senam aerobik ditujukan untuk meningkatkankebugaran jasmani, khususnya kerja jantung dan paru‐paru. Tangkudung (2004:5) menjelaskan, “Senam aerobik bertujuan untuk meningkatkan kemampuan jantung dan paru‐paru serta pembentukan tubuh. Gerakan‐gerakan yang dipilih tentu saja harus mengandung nilai yang diperlukan untuk kedua tujuan tersebut.” Karakteristik Olahraga Senam Aerobik Setiap olahraga mempunyai ciri khas dan aturan tertentu dalam pelaksanaannya, sehingga hal tersebut dijadikan sebagai daya beda dari olahraga lainnya. Karakteristik gaya olahraga senam aerobik diantaranya adalah mempunyai tujuan untuk meningkatkan kerja jantung dan paru‐paru, pembentukan tubuh, dan menggunakan irama musik. Berkaitan dengan hal ini, Tangkudung (2004:5) menjelaskan sebagai berikut:

1. Gerakan yang dipilih harus mampu menyebabkan denyut jantung meningkat     sedemikian rupa ke target latihan atau zona latihan 

2. Gerakan yang dipilih harus mengandung kalestenik yang memenuhi tuntutan     teknik dan dan ketentuan anatomis tertentu 

3. Irama musik mempunyai 2 sisi yang sama penting. Di satu sisi musik                 bertindak sebagai patokan kecepatan, di sisi lain musik bertindak sebagai           panjaga motivasi serta semangat dari para pelakunya agar tetap on Seperti       halnya olahraga pada umumnya, dalam senam aerobic pun mengikuti               ketentuan yang sudah diterima secara umum, yaitu sistematika latihan yang     meliputi latihan pemanasan, latihan inti dan latihan pendinginan. Berikut ini       merupakan pembahasan mengenai sistematika latihan senam aerobik yang       dijelaskan oleh Tangkudung (2004:7) sebagai berikut: 

   1. Pemanasan (Warm‐up) Kegiatan ini merupakan kegiatan pendahuluan yang        pelaksanaannya mengandung unsure sebagai berikut: 

     a. Peningkatan suhu tubuh dan secara bertahap meningkatkan jumlah                   denyut  nadi, dari denyut nadi istirahat ke denyut nadi latihan.                         Peningkatan suhu tersebut biasanya dilakukan dengan gerakan,                         seperti jalan di tempat atau gerakan dasar yang sederhana seperti                     mengayunkan kepala ke samping kiri dan kanan dan gerakan lengan                 atau kaki yang sederhana 

     b. Peningkatan elastisitas otot dan ligamentum di sekitar persendian. Latihan         untuk meningkatkan elastisitas otot dan ligamentum ini dapat dilakukan             dengan gerakan peregangan terhadap kelompok otot besar yang ditahan           dalam waktu tertentu. Pelaksanaannya harus dilakukan secara perlahan‐            lahan  dan tidak terlampau memaksakan. 

     c. Untuk mempersiapkan tubuh baik fisik maupun mental ke aktivitas yang            dilaksanakan 

  2. Kegiatan Inti Kegiatan inti biasanya merupakan gerakan yang sudah lebih          aktif dan melibatkan gerakan yang disiplin untuk melatih bagian tubuh              tertentu dengan pengulangan yang cukup. Kegiatan ini hendaknya mengikuti      alur tertentu yang sudah direncanakan sebelumnya, gerakan yang dipilih            dinilai dari bagian atas tubuh ke bawah atau dari bagian kepala, bahu,              lengan, pinggang ke gerakan gabungan. Biasanya pelaksanaan dari bagian        inti ini bergerak secara progresif, yaitu dari tahap gerakan tunggal bagian          tubuh hingga pergerakan bagian tubuh secara bersamaan.


      Senam untuk meningkatkan aktivitas aerobic :


      




Senam Poco Poco Olahraga




Senam Gemu Fa Mi Re Dance






Senam Kesegaran Jasmani
1. SKJ 2000




2. SKJ 2004





3. SKJ 2008




4.  SKJ 2012








Kamis, 20 April 2017

BAHAYA HIV / AIDS

BAHAYA HIV/AIDS

A.      MEMAHAMI BAHAYA HIV/AIDS
1.        HIV/AIDS di Indonesia
Penyakit HIV/AIDS sudah hampir menyerang di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Malahan penderita HIV/AIDS di Indonesia cenderung meningkat. Dari tahun ke tahun ditemukan banyak kasus penderita HIV/AIDS. Di Indonesia, diperkirakan epidemi HIV/AIDS akan terus mengalami peningkatan.
Diperkirakan terdapat Sekitar 12-19 juta orang yang untuk terkena HIV dan diperkirakan ada 95.000-130.000 penduduk yang tertular HIV.
Sejak kali pertama kasus HIV dilaporkan di Indonesia pada tahun 1987, jumlah kasus HIV/ AIDS meningkat dengan cepat. Sekitar akhir tahun 2004 tercatat 3368 kasus HIV dari 30 provinsi dan 2682 kasus AIDS dari 29 provinsi.
Sementara itu, faktor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat penderita HIV/AIDS harus dikaji dan dihindari. Faktor yang sangat berpengaruh pada penularan HIV/AIDS adalah perilaku seks berisiko tinggi, makin maraknya industri seks, kian banyak pengguna narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA) suntik, SerTa kemiskinan.

2.        Asal-usul Penyakit HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan sejenis virus yang menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Penyakit AIDS menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga penderita tidak mempunyai kekebalan terhadap berbagai penyakit.
Sekitar awal tahun 1980-an banyak terjadi korban HIV/AIDS di Amerika Serikat yang diawali dari kaum homoseksual. Tidak ada orang yang mengetahui dengan pasti penyebab penyakit misterius ini. Penelitian pun terus dilakukan untuk menemukan jenis penyakit ini. Akhirnya, teka teki mengenai penyakit ini sedikit terungkap berkat penelitian Dr. Luc Montagnier, seorang ahli penyakit kanker, dari Institut Paster Perancis pada 1983. Ia menemukan sejenis virus pada penderita yang mengalami kelumpuhan kekebalan yang disebut dengan lymphadenopathy virus (LAV).


Pada 1984, Dr. Robert Gallo dari National Intitute of Health Amerika Serikat, menemukan virus yang sama pada penderita dengan kekebalan menurun. Ia menamakan virus itu sebagai Human T Cell Lymphatropic Virus tipe III (HLTV III).
Untuk menghindari kemungkinan pertentangan mengenai dua nama tersebut, maka WHO (World Health Organization) memberikan nama baru untuk kedua penemuan tersebut. Nama baru untuk jenis virus itu adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV). Nama ini dipakai secara resmi hingga sekarang.
Menurut para ahli, HIV/AIDS diduga berasal dari sejenis kera (monyet) di Afrika yang mempunyai struktur yang sangat dekat dengan virus manusia. Sejak 1968 virus ini telah membunuh kera-kera di Afrika dan tahun 1980-an mulai menewaskan pria homoseksual di Amerika Serikat. Tahun 1991 didapati bukti bahwa CIV (Ciuman Immunedeficiency Virus) nyaris identik dengan HIV (Human Immunedeficiency Virus) yang di Afrika sendiri virus ini telah menjadi wabah.

3.        Tahapan-tahapan HIV menjadi AIDS
Virus HIV mengalami perkembangan pada tubuh penderita. setelah 5-10 tahun terular HIV, penderita mulai menunjukkan gejala bermacam penyakit, karena rendahnya daya tahan tubuh. Kemudian barulah ia menderita penyakit AIDS (Acquired Immune Deficient' Syndrome).
Penyakit AIDS bukan merupakan penyakit keturunan, tetapi penyakit ini diperoleh akibat terinfeksi HIV. Secara sederhana pengertian penyakit AIDS adalah kumpulan tanda dan gejala penyakit akibat hilangnya atau menurunnya sistem kekebalan tubuh seseorang. Dalam tubuh manusia, sel-sel darah berfungsi melawan dan membunuh kuman atau bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Jika seorang mengidap HIV, sel-sel darah putih dihancurkan virus ini. Ia tidak mampu lagi melawan kuman penyakit dan mudah terserang penyakit infeksi lain.
Penyakit ringan seperti influenza yang menyerang seseorang akan dengan segera sembuh, namun tidak demikian bagi pengidap HIV dan penderita AIDS. Penyakit ringan akan menjadi semakin parah bila menyerang pengidap HIV/AIDS. Ia dapat meninggal karena penyakit infeksi lain yang sulit disembuhkan


Tahapan-tahapan HIV menjadi AIDS memiliki gejala-gejala sebagai berikut :
a.         Tahap awal infeksi HIV, gejalanya mirip influenza (demam, rasa lemah, lesu, sendi terasa nyeri, batuk, nyeri tenggorokan, dan pembesaran kelenjar). Gejala ini biasanya hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja, lalu hilang dengan sendirinya.

b.        Tahap tanpa gejala, meskipun ia tidak menunjukkan gejala, tetapi pada tes darah ditemukan antibodi HIV dan disebut HIV+. Masa ini dapat berlangsung bertahun-tahun (5-7 tahun).

c.         Tahap ARC (AIDS Related Complex), muncul gejala-gejala AIDS. ARC adalah istilah bila didapati dua atau lebih gejala yang berlangsung selama tiga bulan atau lebih, yaitu demam disertai keringat malam, penurunan berat badan lebih dari 10%, kelemahan tubuh yang mengganggu aktivitas sehari-hari, pembesaran kelenjar secara lebih lugs, diare (mencret) berkala atau terus-menerus dalam waktu lama tanpa sebab yang jelas, batuk dan sesak napas lebih dari satu bulan, kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan, sakit tenggorokan dan pendarahan yang tak jelas sebabnya.

d.        Tahap AIDS, muncul infeksi lain yang berbahaya (TBC, jamur dan lain-lain) karena kekebalan tubuh telah demikian rusak, yang disebut infeksi oportunistik. Di samping itu, dapat terjadi kanker kulit dan kanker kelenjar getah bening.

e.         Tahap gangguan otak (susunan saraf pusat), pada tahap ini dapat mengakibatkan kematian sel otak dan gangguan mental. Gangguan mental yang terjadi berupa demensia (gangguan daya ingat), penurunan kesadaran, gangguan psikotik, depresi, dan gangguan saraf.

B.       MEMAHAMI CARA PENULARAN HIV/AIDS
1.        HIV/AIDS dalam Tubuh Manusia
Untuk dapat berada dalam tubuh manusia, HIV/AIDS harus masuk langsung ke aliran darah orang yang bersangkutan. Di luar tubuh manusia, HIV/AIDS sangat cepat mati. HIV/AIDS mudah mati dengan air panas, sabun, dan bahan pencuci hama lain.


HIV/AIDS cepat mati di luar tubuh manusia, karena itu HIV/AIDS tidak dapat menular melalui udara. Dalam tubuh manusia, HIV hanya bersarang pada sel darah putih tertentu, yang disebut sel T4 yang terdapat pada cairan-cairan tubuh. HIV/AIDS dapat ditemukan terutama dalam cairan-cairan tubuh, yaitu darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu. Penularannya dapat terjadi melalui salah satu atau lebih cairan tubuh itu dan masuk ke aliran darah seseorang. HIV/AIDS dalam tubuh manusia menyerang sel darah merah, yaitu limposit T4 yang sangat berperan penting dalam pengaturan sistim kekebalan tubuh (imunitas). HIV mengadakan ikatan dengan CD-4 reseptor yang terdapat pada permukaan limposit T4. Virus ini juga dapat ditemukan dalam sel monosit Makropog dan sel Glia jaringan otak. Rusaknya sel T4 penolong menyebabkan dengan mudah berkembang infeksi oportunisik, yaitu infeksi yang disebabkan kuman, bakteri atau virus yang biasanya tidak menyebabkan penyakit yang berat, tetapi pada AIDS kuman akan ganas bahkan akan berakibat fatal.
Orang yang mengidap HIV/AIDS dalam tubuhnya disebut HIV positif. Ia belum menunjukkan gejala apapun, sehingga secara fisik tidak beda dengan orang lain yang sehat. Namun, ia mempunyai potensi sebagai sumber penularan. Ini berarti ia berpotensi menularkan virus itu kepada orang lain. Untuk mengetahui apakah seseorang terkena HIV/AIDS dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan cara mengambil sampel darahnya. Akan tetapi, hal itu baru dapat dilakukan paling sedikit tiga bulan setelah orang itu terkena HIV/AIDS, sehingga besar kemungkinan selama masa itu ia telah menularkannya kepada orang lain.

2.        Masa Inkubasi HIV/AIDS
Masa inkubasi adalah jangka waktu setelah terjadinya penularan sampai dengan timbulnya gejala penyakit. Penyakit AIDS mempunyai masa inkubasi yaitu masa tunas virus AIDS (HIV) menjadi AIDS.
Ketika mulai masa inkubasi atau mulai terjangkitnya HIV, jumlah sel CD-4 dalam tubuh perlahan-lahan akan berkurang sampai setengahnya. Ini berarti tubuh telah kehilangan setengah dari kekebalannya. Dalam kondisi seperti itu, kekebalan masih berfungsi dan dapat bertahan sekitar 9-10 tahun.
Namun, setelah 9-10 tahun terinfeksi HIV, jumlah sel CD-4 dalam tubuh akan sangat berkurang sehingga sistem kekebalan tidak berfungsi lagi. Pada saat inilah penderita tersebut menjadi penderita AIDS.


Jadi bila seseorang mengidap AIDS berarti ia telah terinfeksi HIV sekitar 9-10 tahun silam (diperkirakan masa paling lama). Dengan demikian masa inkubasi HIV berkisar 1-9 tahun atau 1-10 tahun atau lebih. Masa inkubasi ini lebih singkat pada bayi-bayi yang lahir dari ibu yang telah mengalami penularan HIV. Bayi-bayi ini mulai menunjukkan gejala-gejala AIDS dalam. usia 1 tahun.

3.        Cara Penularan Virus HIV/AIDS
Penularan HIV/AIDS dapat terjadi melalui cara sebagai berikut.
ª        Hubungan Kelamin
Penularan HIV/AIDS dapat melalui kontak seksual, karena dimungkinkan adanya penularan virus melalui cairan sperma dan cairan vagina. Kebanyakan penularan HIV/AIDS melalui kontak seksual. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 70% pengidap AIDS tertular melalui hubungan kelamin.

ª        Transfusi Darah
Penularan virus HIV/AID dapat juga melalui transfusi darah. Ketika darah yang terinfeksi virus HIV masuk ke saluran darah orang yang sehat, maka telah terjadi penularan virus HIV.

ª        Alat-alat Medis
Alat-alat medis juga dapat menjadi perantara penularan virus HIV, jika tidak dalam keadaan steril. Alat-alat medis seperti jarum suntik, baik untuk pengobatan, immunisasi, menindik tatto, akupuntur, atau yang digunakan pecandu obat bius sangat rawan sebagai media penularan virus HIV

ª        Ibu Hamil
Bayi dalam kandungan berpotensi tertular virus HIV/AIDS apabila ibu bayi tersebut tertular virus, baik melalui transfusi darah atau melalui hubungan seksual dengan penderita HIV/AIDS. Seorang ibu pengidap HIV/AIDS akan menularkan virus itu kepada bayinya melalui air susu ibu.



ª        Cairan Tubuh
Cairan tubuh seperti cairan sperma, cairan vagina, darah, dan air susu ibu dapat menjadi media penularan virus HIV/AIDS. Sementara cairan lainnya seperti keringat, air liur, air mata masih terdapat perbedaan pendapat, apakah cairan-cairan tersebut berpotensi menularkan virus HIV/AIDS atau tidak.

ª        Donor Organ (Transplantasi)
Transplantasi adalah pemindahan jaringan atau organ tubuh, seperti jantung, ginjal, paru, hati dan sebagainya dari satu individu ke individu lain. Transplantasi bertujuan sebagai cara pengobatan atau mengganti organ tubuh yang rusak dengan organ tubuh orang lain. Ketika organ tubuh yang diberikan (donor) mengidap virus HIV/AIDS, maka secara otomatis si penerima donor pun akan tertular virus juga.

4.        Gejala Awal Terinfeksi Virus HIV/AIDS
Human Immunedeficiency Virus (HIV) telah dikenal sebagai virus penyebab Acquired Immunedeficiency Syndrome (AIDS). Ketika masuk ke dalam tubuh langsung menyerang sistem kekebalan tubuh yaitu limposit T4 yang kemudian mengadakan ikatan dengan CD-4 receptor yang terdapat pada permukaan limposit.
Virus ini irreversible atau tidak dapat kembali dan berlangsung seumur hidup, karena HIV ini setelah berkembang biak pada inangnya akan mengandung bahan genetik virus.
Sejak itulah tubuh si penderita sudah kehilangan sebagian sistem kekebalan dan sistem kekebalan sisanya akan tetap bekerja, sehingga penderita kelihatan sehat sebagaimana orang normal.
Meskipun kelihatan sehat, penderita ini sangat berpotensi menularkan virus AIDS atau HIV pada orang lain. Ketika HIV sedang menjalani masa inkubasi, perlahan-lahan kekebalan tubuh mulai mengalami penurunan.
Gejala-gejala fisik mulai kelihatan, seperti demam, berkeringat malam hari, badan cepat lesu, nafsu makan menurun, badan kurus, mudah terserang flu, mencret, bercak-bercak putih, dan timbul penyakit paru-paru.


Gejala ini tidak akan sembuh bahkan akan sampai kronis sejalan dengan semakin kurangnya sistem kekebalan tubuh. Ketika masa inkubasi hampir habis dan penderita siap untuk terjangkit AIDS, maka gejala AIDS mulai tampak seperti pembengkakan getah bening, tumor kulit (Kaposi's Sarcoma, bercak-bercak merah kebiru-biruan pada kulit atau kanker kulit), infeksi paru, jamur di rongga mulut dan lain-lain. Segala penyakit yang menyerang langsung bercokol di dalam tubuh, karena tidak ada perlawanan dari tubuh atau tubuh tidak membentuk antibody untuk menangkal penyakit-penyakit itu.
Pada saat itulah penderita sangat berpotensi untuk menularkan virus AIDS pada orang lain. Ketika sistem kekebalan tubuh tidak ada lagi, penderita diperkirakan tidak akan bertahan hidup. Sampai kini, belum ada obat yang mujarab untuk menyembuhkan penyakit HIV/AIDS ini.

5.        Kelompok Berisiko Tinggi Terkena HIV/AIDS
Ada beberapa kelompok yang sangat berisiko, mudah tertular virus HIV/AIDS, yakni:
Ø  Homoseksual, sekelompok orang yang menyukai hubungan seksual sesama jenis.
Ø  Heteroseksual, kebiasaan berganti-ganti pasangan sangat berisiko tertular virus HIV/AIDS. C.           Biseksual,
Ø  Pencandu narkoba.

C.   MEMAHAMI CARA MENGHINDARI PENULARAN HIV/AIDS
1.    Pencegahan HIV/AIDS
Cara yang paling balk untuk mencegah penularan virus HIV/AIDS adalah dengan selalu hidup dan berperilaku sehat. Berikut beberapa hal penting sebagai usaha pencegahan penularan virus HIV/AIDS.
Selalu menggunakan jarum suntik yang steril dan barn ketika kita akan melakukan penyuntikan atau proses lain yang mengakibatkan terjadinya luka.
Selalu menerapkan kewaspadaan mengenai seks aman (artinya: hubungan seks yang tidak memungkinkan tercampurnya cairan kelamin, karena hal ini memungkinkan penularan HIV).


Bila ibu hamil dalam keadaan HIV positif sebaiknya diberitahu tentang semua risiko dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya sendiri dan bayinya, sehingga keputusan untuk menyusui bayi dengan ASI sendiri bisa dipertimbangkan

2.    Obat-obat HIV/AIDS
Sampai saat ini belum ditemukan obat yang benar-benar dapat menyembuhkan penderit; HIV/AIDS. Obat-obat yang dikenal sekarang hanyalah berupa obat-obatan yang dapat menambah daya tahan tubuh penderita atau memperpanjang umur penderita.
Berikut beberapa jenis obat-obatan yang dikenal di duma kedokteran yang digunakan untul menyembuhkan penderita HIV/AIDS.
ü  AZT (Azidothymidine), obat ini diperkirakan mampu menahan perkembangan virus, namun mengandung efek samping. Efek samping yang bakal timbul di antaranya adalah penderit; akan mengalami kerusakan tulang sumsum dan menderita anemia berat, akibatnya penderia harus menjalani transfusi darah.
ü  DDI (Diseoxycitidine), cara kerja obat ini tidak berbeda dengan AZT yaitu mampu menahan reproduksi virus AIDS dalam darah. Obat ini telah diuji coba dan tidak menimbulkan efek samping yang fatal.
ü  DDC (Zalcitabine), seperti halnya AZT dan DDI, obat ini dapat menahan perkembangan virus AIDS.

Ketiga jenis obat tersebut telah mendapat rekomendasi dari badan yang berwenang mengawasi obat dan makanan di Amerika Serikat. Menurut para ahli, obat-obatan tersebut mampu memperpanjang umur penderita hingga satu sampai dua tahun.
Efek sampingan dari DDI dan DDC adalah dapat menyebabkan kerusakan pankreas dan gangguan saraf.


Selain itu, para ahli Jepang menemukan obat-obatan untuk penderita HIV/AIDS, di antaranya sebagai berikut :
ü  M–HDA (Meiji Humin Derivetize Al-Bumin). Ramuan obat ini berupa gabungan antara Carbodimine Humin dan Succiny lated Human AL-Bumin yang terkandung dalam darah manusia. M-HDA kabarnya mampu menyingkirkan sel-sel tubuh yang digerogoti HIV dengan tidak membahayakan limposit normal.
ü  Tachyplesin, merupakan cairan kimia yang diambil dari hewan sejenis kepiting (Tachypleus Tridentatus) yang dinamakan T-220. Ramuan ini telah diuji coba pada tikus dengan hasil yang sangat memuaskan, namun masih menimbulkan efek samping seperti AZT.

Para ahli dari Inggris juga menemukan ramuan yang digunakan untuk mengobati penderita HIV/AIDS yakni So221 dan GLQ 223. Kedua jenis obat ini masih menimbulkan efek samping seperti halnya AZT, tetapi tidak terlalu berbahaya. Selain itu, terdapat juga obat-obatan tradisional yang diperkenalkan di China, yaitu Milingwang yang diuji coba pada 158 pasien AIDS di China, yang hasilnya paling tidak mampu memperpanjang umur manusia.
Walaupun menjamurnya obat-obatan tersebut dan konon ampuh mencegah perkembangan virus, namun para ahli masih meragukan tentang keampuhannya di samping efek samping yang cukup merepotkan penderita.