KEBUGARAN JASMANI I
Sebagai pelajar kita
harus mempunyai kondisi fisik dan mental yang baik. Hal itu penting agar kita
tidak mudah sakit. Selain itu juga agar kita dapat berkonsentrasi terhadap
setiap pelajaran sekolah yang diterima. Bagaimana agar kita memiliki kebugaran
jasmani yang prima?
Mari kita pelajari bab ini dengan baik
A.
Latihan Kebugaran Jasmani
1.
Pengertian Latihan Kebugaran
Jasmani
Latihan adalah proses
kerja yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Beban atau
intensitasnya semakin hari bertambah agar memberikan rangsangan secara
menyeluruh terhadap tubuh. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fisik
dan mental secara bersama-sama.
Latihan kebugaran jasmani adalah jenis latihan fisik
(jasmani) melalui gerakan-gerakan anggota tubuh atau gerakan tubuh secara
keseluruhan dengan maksud untuk meningkatkan dan mempertahankan kebugaran
jasmani. Istilah lain latihan kebugaran jasmani adalah latihan kebugaran fisik
atau phisycal fitness training.
Adapun unsur kebugaran
jasmani terdiri dari kelincahan, ketepatan, reaksi, kekuatan, kecepatan, dan
daya tahan. Dengan demikian, bentuk latihan yang sesuai untuk meningkatkan dan
mempertahankan kebugaran jasmani adalah latihan kelincahan, ketepatan, reaksi,
kekuatan, kecepatan, dan daya tahan.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kebugaran jasmani adalah :
● Genetik ● Kegiatan fisik
● Umur ● Kebiasaan merokok
● Jenis kelamin
2. Berbagai Bentuk Latihan Kebugaran Jasmani
a. Latihan
Kelincahan
Kelincahan adalah
kemampuan mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu
sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisinya.
Dengan demikian, latihan kelincahan adalah aktivitas fisik yang dilakukan
berulang-ulang dan terdapat unsur gerakan mengubah arah dan posisi dengan cepat
dan tepat. Adapun unsur yang terdapat dalam latihan kelincahan adalah latihan
kecepatan, mengubah arah, dan keseimbangan.
Contoh bentuk latihan kelincahan adalah
sebagai berikut.
1)
Berlari
zigzag di antara teman-teman.
Berlari
secepat-cepatnya tanpa menyentuh teman yang dilewati dengan lintasan zig-zag
atau berbelok belok. Sebagai tanda lintasan adalah siswa-siswa dengan jumlah 7
- 10 orang.
2) Berlari memindahkan benda.
Memindahkan benda
secepat-cepatnya dari satu tempat ke tempat lain. Benda bisa berupa sapu
tangan, kaos kaki, sepatu, dan sebagainya yang jumlahnya 5 – 7 buah. Jarak satu
tempat ke tempat lain 3 - 5 meter.
3) Scout Trust
Berdiri dengan kaki
rapat, kemudian jongkok dengan kedua tangan diletakkan pada lantai di depan
kedua kaki. Lemparlah kedua kaki ke belakang, lalu lemparkan kembali ke depan,
dan kembali sikap berdiri tegak.
Berbagai bentuk latihan
kelincahan dapat dimulai dari yang sederhana pelaksanaannya, kemudian
ditingkatkan berangsur-angsur ke arah yang lebih kompleks. Misalnya, dari
melewati tujuh siswa, kemudian ditingkatkan menjadi Sembilan siswa, dan
seterusnya. Dari jarak antarsiswa yang relatif jauh, berangsur ke jarak siswa
semakin dekat. Untuk memindahkan benda, dari jumlah benda yang sedikit
ditingkatkan ke jumlah benda yang lebih banyak. Untuk latihan scout trust, dari
melakukan 8 detik ditingkatkan menjadi 13 detik dan dilakukan secepat-cepatnya.
Menurut
Jensen dan Fisher (1979: 202-203) faktor yang dapat mempengaruhi kelincahan
seseorang adalah: tipe tubuh, usia, jenis kelamin, kelebihan berat badan, dan
kelelahan
Kelincahan
dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1.
Kelincahan
umum, yaitu kelincahan yang melibatkan seluruh segmen bagian tubuh.
2.
Kelincahan
khusus, yaitu kelincahan yang melibatkan segmen tubuh tertentu. Kebanyakan
keterampilan pada cabang-cabang olahraga memerlukan kelincahan umum.
b. Latihan Ketepatan
Ketepatan adalah
kemampuan seseorang untuk mengarahkan suatu gerak ke suatu sasaran. Unsur utama
dalam ketepatan adalah sasaran atau arah yang dituju sehingga indera kinestetik
(kinestetic sense) sangat dominan peranannya. Sasaran yang dituju dapat berupa
benda yang bergerak, dan dapat juga benda yang diam atau tidak bergerak.
Latihan yang dapat meningkatkan ketepatan antara lain sebagai berikut.
1)
Melempar dengan bola ke arah sasaran
tertentu, yaitu bola (tenis lapangan, voli, sepak, tangan, dsb) dilemparkan ke
arah tertentu (temannya, tiang, benda-benda lain), atau dimasukkan ke lubang
tertentu (ring, tempat sampah, dan garis lingkaran.
2)
Menendang bola ke arah sasaran tertentu.
Berbagai macam bola dapat digunakan. Sasaran dapat berupa temannya sendiri atau
benda lain.
Untuk melatih ketepatan
dapat diawali dari jarak yang terdekat, kemudian berangsurangsur jaraknya
diperlebar atau diawali dengan sasaran yang luas dan berangsurangsur dikurangi
luas sasarannya. Dari sasaran yang tidak bergerak kemudian dilanjutkan ke arah
sasaran yang sedang bergerak.
c. Latihan Reaksi
Reaksi adalah kemampuan
seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang
ditimbulkan melalui indra, pikiran, atau perasaan. Faktor yang dapat
mempengaruhi reaksi antara lain kesiagaan atau kesiapan untuk melakukan
gerakan, usia, kebiasaan, dan gerak itu sendiri.
Contoh bentuk latihan
reaksi adalah sebagai berikut.
1)
Melaksanakan perintah lewat indra
pendengaran. Contohnya permainan hijau-hitam.
2)
Melaksanakan perintah lewat indra
penglihatan. Contohnya perintah dengan bendera atau lampu yang bermacam-macam
warnanya.
d. Latihan Kekuatan
Kekuatan adalah
kualitas yang memungkinkan pengembangan tegangan otot dalam kontraksi yang
maksimal atau bisa diartikan bahwa kemampuan menggunakan gaga tegang untuk
melawan beban atau hambatan. Kekuatan ditentukan oleh volume otot dan kualitas
kontrol pada otot yang bersangkutan.
1)
Jumlah beban latihan antara 3-5 kali
dalam 1 set.
2)
Jumlah ulangan tiap set adalah 1-10
kali.
3)
Frekuensi latihan setiap minggunya
sebanyak 1-3 kali, dan beban maksimum 75 % – 100 %.
Contoh bentuk latihan kekuatan otot-otot tungkai
antara lain sebagai berikut.
a)
Latihan mengangkat tumit dengan barbel
di pundak.
b)
Latihan melakukan jongkok dan meloncat.
c)
Latihan melakukan seperempat jongkok
dengan beban.
Contoh bentuk latihan
kekuatan otot-otot lengan antara lain sebagai berikut.
1)
Latihan mengangkat barbel atau dumbell.
2)
Latihan push-up untuk putra dan knee
up untuk putri.
3)
Latihan pull up.
Contoh bentuk latihan
kekuatan otot-otot perut antara lain sebagai berikut.
a)
Latihan duduk baring.
b)
Latihan duduk angkat kaki.
c)
Latihan tengkurap angkat punggung.
Hubungan
antara komposisi tubuh dengan kinerja atau aktivitas
Komposisi tubuh digambarkan
dengan berat badan tanpa lemak dan berat lemak. Berat badan tanpa lemak terdiri
atas massa otot (40-50%),tulang (16-18%), dan organ-organ tubuh (29-39%). Berat
lemak dinyatakan dalam persentasenya terhadap berat badan total. Secara umum
dapat dikatakan bahwa semakin kecil persentase lemak, semakin baik kinerja
seseorang.
e. Latihan Kecepatan
Kecepatan adalah
kualitas yang memungkinkan untuk melaksanakan suatu gerakan dalam waktu yang
,singkat-singkatnya. Kecepatan ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu frekuensi
stimulus, kemauan, gerak, serta kekuatan otot.
Bentuk latihan
kecepatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu sebagai berikut.
1)
Mengulangi jarak tertentu dengan
kecepatan maksimum.
2)
Peningkatan kecepatan dari waktu ke
waktu dengan jarak yang sama.
3)
Menempuh jarak tertentu dengan kecepatan
yang ditentukan.
4)
Intensitas submaksimum dan maksimum.
5)
jarak antara 30 – 40 meter.
6)
Jumlah latihan antara 10-18 hitungan
dengan 3-4 set.
7)
Frekuensi latihan setiap hari atau 2-3
kali perminggu.
Nossek
membedakan kecepatan menjadi 3 jenis, yaitu sprinting speed, reaction time, dan
speed of movement. Sprinting speed adalah kemampuan organisms untuk bergerak ke
depan dengan cepat. Kecepatan ini ditentukan oleh kekuatan otot dan persendian.
Reaction time adalah kecepatan menjawalb suatu rangsangan dengan cepat. Speed
of movement adalah mengubah arch dalam gerakan yang utuh. Kecepatan bergerak
ditentukan oleh kekuatan otot, daya ledak otot, kelincahan, don keseimbangan.
f. Latihan Daya Tahan
Daya tahan adalah suatu
kemampuan tubuh untuk bekerja dalam waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan
yang berarti setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut. Daya tahan pada umumnya
diartikan sebagai ketahanan terhadap kelelahan dan kemampuan pemulihan segera
setelah mengalami kelelahan. Daya tahan yang tinggi dapat mempertahankan
penampilan dalam jangka waktu yang relatif lama secara terus-menerus
Daya tahan dibedakan
menjadi dua macam, yaitu daya tahan
kardiovaskuler dan daya tahan otot. Daya tahan kardiovaskuler adalah
kesanggupan sistem jantung, paru-paru, dan pembuluh darah ntuk berfungsi secara
optimal baik pada keadaan istirahat maupun kerja. Optimal dalam mengambil
oksigen dan menyalurkannya ke jaringan yang aktif sehingga dapat digunakan pada
proses metabolisme tubuh.
Bentuk latihan daya
tahan kardiovaskuler adalah kerja dengan beban yang submaksimum tetapi
dilakukan dengan waktu yang lama. Kerja tersebut antara lain sebagai berikut
1)
Lari jarak jauh.
2)
Bersepeda jarak jauh.
3)
Renang jarak jauh.
4)
Treadmill dengan waktu yang lama.
Daya tahan otot adalah
kemampuan atau kapasitas sekelompok otot untuk melakukan kontraksi yang
beruntun atau berulang-ulang terhadap suatu beban dalam jangka waktu tertentu.
jadi, daya tahan otot merupakan kemampuan untuk mengatasi kelelahan. otot.
B. Pengukuran Kebugaran Jasmani
1. Menerapkan Konsep Dasar Tes dan Pengukuran
Kebugaran Jasmani
Tes adalah suatu
instrumen yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang individu atau
objek-objek. Adapun pengukuran adalah suatu proses pengumpulan informasi. Tes
dan pengukuran kebugaran jasmani dalam pelaksanaannya terdapat beberapa
alternatif yang dapat digunakan, antara lain mengetes sendiri atau berpasangan
antarsiswa.
Mengetes diri sendiri
atau berpasangan merupakan dua cara yang dapat digunakan oleh guru untuk
menghemat waktu. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a)
Guru terlebih dahulu menjelaskan cara
pelaksanaan dan penentuan skor kepada siswa.
b)
Guru menjelaskan pentingnya kejujuran
dalam pelaksanaan tes dan mempercayakannya kepada siswa.
c)
Untuk menanamkan motivasi dari dalam
diri siswa, guru berusaha untuk tidak membanding-bandingkan skor hasil tes siswa
yang satu dengan yang lainnya atau dengan standar tes. Sebagai penggantinya,
guru membandingkan skor hasil tes sekarang dengan skor hasil tes sebelumnya.
d) Gunakan
borang penskoran, baik yang dibuat oleh guru sendiri maupun yang sering
dipublikasikan.
Beberapa keuntungan
pelaksanaan tes yang melibatkan siswa, antara lain sebagai berikut.
1)
Memberikan bukti kemajuan latihan balk
kepada siswa maupun kepada orang tua.
2)
Memungkinkan siswa mampu melakukan
sendiri pengukuran terhadap kebugaran jasmani.
3)
Memungkinkan
tumbuhnya motivasi dan rasa tanggung jawab pribadi siswa.
4)
Pengelolaan pelaksanaannya yang lebih
terbuka kepada semua pihak.
2. Kelincahan
a. Lari
Hilir Mudik (Shuttle Run) 4 x 10 meter
1) Perlengkapan
a)
Stop watch
b)
Formulir dan alas tulis.
c)
Lapangan, lintasan lari yang datar
berjarak 10 meter dengan kedua ujungnya dibatasi oleh garis lures. Pada kedua
ujung lintasan dibuat setengah lingkaran dengan jari-jari 30 cm, untuk tempat
balok-balok.
d) Balok-balok
kayu dengan ukuran (5 x 5 x 5) cm.
2)
Petugas
a)
Starter berjumlah 1 orang.
b)
Pengambil waktu menurut keperluan.
c)
Pengawas 1 orang.
d)
Pencatat 1 orang.
3)
Pelaksanaan
a)
Start dilakukan dengan sikap berdiri.
b)
Pada aba-aba "bersedia", siswa/ testee berdiri dengan salah satu ujung
jari kakinya sedekat mungkin dengan garis start.
c)
Setelah tenang, aba-aba "siap"
diberikan dan siswa siap untuk lari.
d) Pada
aba-aba "ya", siswa segera berlari menuju ke garis batas untuk
mengambil dan memindahkan balok pertama ke setengah lingkaran yang berada di
tempat garis start.
e)
Kembali lagi menuju ke garis batas untuk
mengambil dan memindahkan balok kedua ke setengah lingkaran yang berada di
tempat garis start.
f)
Bersamaan dengan aba-aba "ya",
stop watch dijalankan dan pada saat balok terakhir diletakkan, stop watch
dihentikan.
Catatan
Ø Setiap,
siswa diberi kesempatan 2 kali.
Ø Balok
harus diletakkan (tidak boleh dilemparkan).
Ø Balok
tidak boleh keluar dari dalam setengah lingkaran (pada tempatnya).
3.
Kekuatan
Kekuatan otot tertentu
dapat diukur dengan menggunakan dinamometer. Dinamometer terdiri dari
dinamometer genggam (hand grip
dynamometry), dinamometer tungkai (back
leg dynamometry), dan dinamometer punggung (back lift dinamometry).
Cara kerja dinamometer
menggunakan prinsip kompresi. Bila gaya eksternal bekerja pada dinamometer,
seberkas dawai baja akan tertarik dan akan menggerakkan jarum petunjuk dengan
penyimpangan tertentu. Jarum itu menunjukkan besarnya gaya stank yang terukur
oleh dinamometer, yaitu kekuatan kontraksi isometrik otot.
Dinamometer genggam
yang digunakan untuk mengukur kekuatan genggam otot tangan dapat mengukur gaya
antara 0 - 100 kg. Dinamometer tungkai dapat digunakan untuk mengukur kekuatan
kontraksi isometrik otot-otot punggung atau otot-otot tungkai dengan kapasitas
antara. 0 - 1200 kg. Pelaksanaan dari setiap, dinamometer adalah sebagai
berikut.
a.
Dinamometer Genggam
ü Sesuaikan
posisi ukuran genggaman dengan tangan.
ü Berdiri
tegak dengan kedua lengan lurus ke bawah di sisi tubuh.
ü Baca
penunjukan jarum pada Skala.
b.
Dinamometer Tungkai
ü Peserta
berdiri pada tumpuan dinamometer tungkai dengan lutut ditekuk membentuk sudut
130 derajat -140 derajat dan tubuh tegak.
ü Panjang
rantai dinamometer diatur sedemikian sehingga posisi tongkat pegangan melintang
di depan kedua paha.
ü Tongkat
pegangan digenggam dengan posisi tangan pronasi (telungkup).
ü Tarik
tongkat pegangan sekuat mungkin dengan meluruskan sendi lutut perlahan-lahan.
ü Baca
penunjukan jarum pada skala saat nilai maksimum tercapai.
c.
Dinamometer Punggung (Back Lift
Dynamometry)
ü Peserta
berdiri pada tumpuan dinamometer dengan tungkai lurus dan tubuh membungkuk 30
derajat ke depan.
ü Panjang
rantai dinamometer diatur sedemikian sehingga tongkat pegangan terletak
melintang di depan kedua paha.
ü Tongkat
pegangan digenggam oleh tangan kanan dengan posisipronasi dan tangan kiri
dengan posisi supinasi (terbuka ke atas).
ü Tarik
tongkat pegangan ke atas dengan meggunakan otot-otot ekstensor batang tubuh.
Selama dilakukan tarikan, kedua bahu ditarik ke belakang.
ü Baca
penunjukan jarum pada skala saat nilai maksimum tercapai.
4.
Daya Tahan
Pengukuran daya tahan
ini dapat dibedakan menjadi pengukuran daya tahan kardiovaskuler dan daya tahan
otot.
a.
Pengukuran Daya Tahan
Kardiovaskuler
Pengukuran daya tahan
kardiovaskuler dapat dilakukan dengan lari atau jalan.
a) Peralatan
o
Lintasan atau jalan datar sepanjang 2,4
km.
o
Stop watch.
o
Alat tulis untuk mencatat.
o
Nomor dada.
o
Bendera start.
b. Petugas
·
Satu (1) orang pemberi aba-aba start.
·
Beberapa orang pencatat waktu, jumlahnya
sesual kemampuan petugas dan jumlah peserta setiap pemberangkatan.
·
Beberapa orang pengawas lintasan,
jumlahnya tergantung kondisi lintasan dan jumlah peserta
c)
Pelaksanaan
·
Peserta berlari secepat mungkin
sepanjang lintasan jarak tempuh yang sudah ditentukan (2,4 km). Apabila tidak
kuat berlari terus-menerus, dapat diselingi dengan jalan kaki kemudian lari
lagi.
·
Peserta tidak boleh berhenti atau
istirahat makan atau minum selama pengukuran berlangsung. Bila berhenti
dianggap gagal.
2) Lari
atau Jalan 12 Menit
ª
Lintasan atau jalan datar.
ª
Stop watch.
ª
Bendera start.
ª
Alat ukur jarak atau meteran.
ª
Alat tulis untuk mencatat.
b) Petugas
ª
Satu orang pemberi aba-aba start dan
finis.
ª
Beberapa orang pengukur jarak.
ª
Beberapa orang pengawas.
c)
Pelaksanaan
Peserta berlari atau jalan yang dimulai dari saat
aba-aba ya" selama 12 menit.
b.
Pengukuran Daya Tahan Otot
Pengukuran daya tahan
otot dapat dilakukan dengan push up dan situp.
1)
Push
up
a.
Peralatan : (1) stop watch (2)
matras/alas datar
b.
Petugas : mampu memberikan contoh.
c.
Pelaksanaan
v Peserta
telungkup kedua tangan dipakai menyangga berat badan. Telapak tangan lurus
dengan bahu, kaki lurus ke belakang dengan ujung kaki menempel lantai. Pinggul
tidak boleh menyentuh lantai.
v Gerakan
badan naik turun, dengan bertumpu pada kedua tangan.
v Bagi
wanita, lutut dapat ditekuk untuk menyangga bagian badan bawah.
v Dengan
aba-aba "ya", peserta mulai menaikkan dan menurunkan badan.
2)
Sit
Up
a.
Peralatan
Stop watch dan matras
b.
Petugas: mampu memberikan contoh.
c.
Pelaksanaan
ª
Peserta berbaring terlentang di lantai
(atau pada alas fitness) jari kedua tangan berselang-seling di belakang kepala
sebagai alas kedua lengan merapat di lantai. Kedua kaki terbuka lebih kurang 30
cm dan kedua lutut ditekuk.
ª
Seseorang berlutut di depan peserta
membantu menekan kedua kakinya untuk menjaga agar kedua tumit tetap berhubungan
dengan lantai.
ª
Dengan aba-aba "ya" peserta
berusaha duduk sampai menyentuh kedua lutut dengan sikunya.
ª
Selanjutnya peserta kembali bersikap
seperti semula
ª
Gerakan dilakukan berulang kali sebanyak
mungkin selama 60 detik.
ª
Selama pengukuran berlangsung lutut
tetap seperti semula, jari-jari tangan harus tetap berselangseling pada
tengkuk.
ª
Kedua siku tidak diperbolehkan ikut
membantu menolak.
ª
Gerakan yang sah adalah apabila kedua
siku menyentuh atau melewati kedua lutut.
5.
Kecepatan
Untuk mengukur
kecepatan di antaranya dapat dengan melaksanakan lari cepat 60 meter.
a.
Perlengkapan
Ø Stop
wacth.
Ø Bendera
start.
Ø Lintasan
lurus dan rasa dengan jarak 60 meter antara garis start dan garis finis.
Ø Tiang
pengaman garis finis 2 buah.
Ø Formulir
dan alas tulis.
b.
Petugas
Ø Starter
1 orang.
Ø Pengambil
waktu menurut keperluan.
Ø Pengawas
1 orang.
Ø Pencatat
1 orang.
c.
Pelaksanaan
Ø Start
dilakukan dengan sikap berdiri.
Ø Pada
aba-aba "bersedia", siswaltestee berdiri dengan salah satu Ujung jari
kakinya sedekat mungkin dengan garis start.
Ø
Pada
aba-aba sap", siswa berlari secepat mungkin untuk menempuh jarak 50 meter
sampai melewati garis finis.
6.
Kelenturan
Untuk mengukur
kelenturan ini dapat menggunakan metode sit and reach.
a.
Peralatan
Sebuah kotak berpapan
skala, berukuran (60 x 20) cm dengan skala berjarak 1 cm dan titik nol sesuai
dengan tumpuan kaki. Dari titik nol ke arah proximal berjarak 20 cm dan ke arah
destal berjarak 40 cm.
b.
Petugas
Petugas dapat memberikan contoh.
c.
Pelaksanaan
ª
Peserta tidak memakai alas kaki.
ª
Peserta duduk dengan kaki lurus ke depan
telapak kaki melekat kaki bangku.
ª
Lutut bagian belakang harus menyentuh
lantai (lutut tak boleh ditekuk).
ª
Pelan-pelan bungkukkan badan dengan
posisi tangan lurus ke depan menyentuh mistar skala. Usahakan agar Ujung jari
tangan mencapai skala sejauh mungkin, sikap ini dipertahankan selama 3 detik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar