KEBUGARAN JASMANI
A. BENTUK-BENTUK LATHAN KEBUGARAN JASMANI
1. Latihan Peningkatan Kelincahan
Kelincahan (agility)
adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat
pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan. Kelincahan berkaitan dengan tingkat kelentukan. Tanga kelentukan yang balk seseorang tidak dapat bergerak
dengan lincah. Selain itu, faktor keseimbangan sangat berpengaruh terhadap
kemampuan kelincahan seseorang.
Bentuk-bentuk latihan
kelincahan, antara lain: lari bolak-balik (shuttle-run), lari
belak-belok (zig-zag), dan jongkok-berdiri (squat thrust).
a.
Latihan mengubah gerak tubuh arah lurus (shuttle run)
1) Tujuannya: melatih mengubah gerak
tubuh arah lurus.
2) Cara
melakukannya adalah sebagai berikut.
3) Lari
bolak-balik dilakukan secepat mungkin sebanyak 6-8 kali (jarak 4-5 meter).
4) Setiap
kali sampai pada suatu titik sebagai batas, si pelari harus secepatnya berusaha
mengubah arah untuk berlari menuju titik larinya.
5) Perlu
diperhatikan bahwa jarak antara kedua titik tidak boleh terlalu jauh, dan
jumlah ulangan tidak terlampau banyak, sehingga menyebabkan kelelahan bagi si
pelari.
6) Dalam
latihan ini yang diperhatikan ialah kemampuan mengubah arah dengan cepat pada
waktu bergerak.
b. Latihan lari belak-belok (zig-zag)
1) Tujuannya:
melatih mengubah gerak tubuh arah berkelok-kelok.
2) Cara
melakukannya adalah sebagai berikut.
a. Latihan ini dilakukan dengan cara
berlari bolak-balik dengan cepat sebanyak 2-3 kali di antara beberapa titik (misalnya
4-5 titik).
b. Jarak
setiap titik sekitar dua meter.
c.
Latihan mengubah posisi tubuh / jongkok berdiri (squat-thrust
1)
Tujuannya
: melatih mengubah posisi tubuh (jongkok dan berdiri tegak).
2)
Cara
melakukannya adalah sebagai berikut.
a.
Jongkok
sambil menumpukan kedua lengan di lantal.
b.
Pandangan
ke arah depan.
c. Lemparkan
kedua kaki belakang sampai lurus dengan sikap badan telungkup dalam keadaan
terangkat.
d.
Dengan
serentak, kedua kaki ditarik ke depan, kemudian kembali ke tempat semula.
e.
Latihan
ini dilakukan berulang-ulang dengan gerakan yang sama.
d.
Latihan kelincahan bereaksi
1)
Tujuannya
: melatih kelincahan dalam melakukan suatu reaksi gerakan.
2)
Cara
melakukannya adalah sebagai berikut.
a.
Berdiri
dengan sikap ancang-ancang, kedua lengan di samping badan dengan siku bengkok,
perhatikan aba-aba peluit.
b.
Bunyi
peluit pertama, lari ke depan secepat-cepatnya.
c.
Bunyi
peluit kedua, lari mundur secepat-cepatnya.
d.
Bunyi
peluit ketiga, lari ke samping kiri secepat-cepatnya.
e.
Bunyi
peluit keempat, lari ke samping kanan secepat-cepatnya.
f.
Latihan
ini dilakukan terus-menerus secara berangkai tanpa berhenti dahulu.
2. Latihan Power
a. Hakekat Latihan Power
Daya ledak (Power) adalah hasil dari
kekuatan dan kecepatan. Kalau 2 orang individu masing-masing dapat mengangkat
beban yang beratnya 50 kg, tetapi yang seorang dapat mengangkatnya lebih cepat
dari pada yang lain, maka orang itu dikatakan mempunyai daya ledak (power) yang
lebih baik dari pada orang yang mengangkatnya lebih lambat.
Daya
ledak (power) berguna pula bagi cabang-Cabang olahraga seperti: sepak bola,
bola basket, anggar, dayung, weight lifter, dan cabang-cabang olahraga lainnya.
Latihan power beberapa waktu yang silam adalah tabu, bukan hanya di Indonesia,
tetapi juga di negara-negara lain, kecuali untuk cabang olahraga angkat besi.
b.
Bentuk-bentuk Latihan Daya Ledak (Power)
Salah satu bentuk latihan
daya ledak (power) yang sering dilakukan orang yaitu dengan menggunakan besi
atau mengangkat beban. Pelaksanannya adalah mengangkat besi/ beban dengan berat
beban disesuaikan dengan kebutuhan.
Cara mengangkat beban
yaitu dilakukan berulang-ulang dengan cepat. Perlu diingat bahwa penentuan
jumlah/ berat beban jangan terlalu berat, agar beban dapat diangkat dengan
berulang kali. Lamanya melakukan latihan dibagi dalam beberapa repetisi dan
dilakukan dalam beberapa set. Bentuk-bentuk latihan
untuk meningkatkan daya ledak (Power) adalah sebagai berikut :
3. Latihan Peningkatan Daya Tahan
Daya tahan adalah
kemampuan seseorang untuk melakukan kerja dalam waktu yang relatif lama.
Istilah lainnya yang sering digunakan ialah respiratio-cardio-vaskulair
endurance, yaitu daya tahan yang berhubungan dengan pernapasan, jantung,
dan peredaran darah. Oleh karena itu, bentuk latihan untuk meningkatkan daya
tahan pernapasan-jantung-peredaran darah ini disebut ergosistem sekunder yang
dilatih melalui peningkatan ergosistem primer (sistem saraf-otot dan tulang
kerangka).
a.
Latihan daya tahan otot
Daya tahan otot adalah
kemampuan otot-otot untuk melakukan tugas gerak yang membebani otot dalam waktu
yang cukup lama. Salah satu bentuk latihan daya tahan otot adalah latihan beban
(weight training). Latihan beban adalah latihan-latihan yang sistematis dengan
beban yang hanya dipakai sebagai alat untuk menambah kekuatan otot guna
mencapai berbagai tujuan tertentu, seperti memperbaiki kondisi fisik,
kesehatan, kekuatan, prestasi dalam suatu cabang olahraga, dan sebagainya. Oleh
karena itu, beban-beban yang dipergunakan dalam latihan beban tidaklah seberat
seperti dalam angkat besi.
1)
Prinsip-prinsip latihan beban
Beberapa prinsip dan
syarat latihan beban adalah sebagai berikut.
a)
Latihan
beban harus didahului dengan (warm-up) pemanasan yang menyeluruh.
b) Prinsip
overload harus diterapkan, karena perkembangan otot hanya mungkin
apabila dibebani dengan tahanan yang kian hari kian bertambah berat.
c) Sebagai
patokan dianjurkan untuk melakukan tidak lebih dari 12 RM dan tidak kurang dari
8 RM (repetisi maksimal) untuk setiap bentuk latihan. Penentuan 8 RM
tersebut dilakukan melalui proses trial and error (coba-coba).
d) Agar
hasil perkembangan otot efektif, setiap bentuk latihan dilakukan dalam 3 set
dengan istirahat di antara setiap set sekitar 3-5 menit.
e) Setiap
mengangkat, mendorong atau menarik beban haruslah dilakukan dengan teknik yang
benar.
f) Setiap
bentuk latihan haruslah dilakukan dalam ruang gerak yang seluas-luasnya, yaitu
dari ekstensi penuh sebagai kontraksi penuh.
g) Selama
latihan, pengaturan pernapasan haruslah diperhatikan. Keluarkan napas pada
waktu melakukan bagian yang terberat dari bagian tersebut, dan ambit napas pada
waktu bagian yang terentang (bagian relaksasi) dari latihan.
h) Latihan
beban sebaiknya dilakukan tiga kali dalam seminggu. Jadwalnya bisa Senin, Rabu,
dan Jumat, dan diselingi dengan satu hari istirahat. Adanya istirahat
memberikan kesempatan bagi otot untuk berkembang dan mengadaptasikan diri pada
hari istirahat tersebut.
i) Latihan
beban harus diawasi oleh seorang guru/ pelatih yang mengerti betul masalah
latihan beban.
2)
Bentuk-bentuk latihan beban
Bentuk-bentuk latihan yang diuraikan
berikut ini adalah bentuk-bentuk latihan yang sering digunakan dalam latihan
beban. Akan tetapi, masih ada
lagi bentuk latihan yang lainnya. Untuk mengetahui manfaat dari latihan-latihan
tersebut, perlu memahami struktur otot-otot yang terlatih.
Bentuk-bentuk latihan beban tersebut
sebagai berikut.
a)
Press
Cara melakukannya:
a) Beban
disimpan di dada, dorong ke atas sehingga lengan lurus, kemudian kembalikan
lagi beban ke dada.
b) Sikap
kedua kaki sejajar dan terbuka kira-kira selebar bahu. Demikian pula kedua
tangan memegang tiang (bar) barbell selebar bahu.
c) Variasi
lain adalah, beban tidak diletakkan di dada, akan tetapi di pundak. Latihan ini
dapat dilakukan dengan sikap duduk. Maksudnya adalah untuk menambah stabilitas
dan untuk mengurangi strain (cedera otot) yang berlebihan di pinggang.
b) High pull sering disebut juga upright rowing
Cara melakukannya:
1) Berdiri
tegak, beban diletakkan pada paha dan dipegang dengan telapak tangan menghadap
ke dalam (pronasi).
2) Angkat
siku setinggi mungkin sehingga tiang besi berada kira-kira dekat dagu.
3) Otot-otot
yang terlatih: bahu dan pundak, deltoid, trapezius, serratus anterior,
biceps, branchialis dan brachioradialis.
c)
Curl
Cara melakukannya:
1) Berdiri
tegak, lengan lurus ke bawah, siku di samping badan, beban dipegang dengan
telapak tangan menghadap ke depan (supinasi).
2) Bengkokkan lengan pada siku dengan
siku tetap di samping badan.
3) Harus
diperhatikan bahwa gerakan berupa mengayunkan tubuh atau pinggang ke depan dan
ke belakang, yang biasanya dilakukan untuk maksud mempermudah angkatan,
haruslah dihindari.
Perhatikan pula bahwa pada waktu ke
bawah, lengan betul-betul lurus sebelum membengkokkannya lagi. Dengan
menyandarkan punggung pada tembok biasanya gerakan pinggang ke depan dan ke belakang
dapat dihindari.
4) Otot-otot
yang terlatih: biceps, brachialis dan brachioradialis
d)
Squat
Cara melakukannya:
1) Beban
ditaruh pada pundak di belakang leher, kemudian tungkai dibengkokkan. Sebaiknya
tumit diganjal dengan suatu ketinggian, misalnya: sepotong kayu yang tebalnya
kira-kira 4-5 cm.
2) Untuk mencegah atlet melakukan squat
yang terlalu rendah, dapat ditaruh kursi di belakang pantat untuk memberikan
batas gerak ke bawahnya.
3) Otot-otot
yang terlatih: terutama otot-otot paha (gluteus, maximus, biceps fimoris,
semitendinosus, semi membrannosus, gastrocnemius, soleus, quardriceps femoris).
e)
Heel raise (calf raises)
Cara melakukannya:
1)
Beban
diletakkan di pundak, kemudian angkat tumit setinggi mungkin.
2)
Untuk
memberikan ruang gerak yang lebih jauh untuk pergelangan kaki, ujungujung kaki
diletakkan di suatu ketinggian kira-kira 3 cm tingginya.
3)
Otot-otot
yang terlatih: gastrocnemius, soleus yaitu terutama otot-otot betis.
f)
Pull over
Cara melakukannya:
1)
Berbaring pada punggung di atas
bangku, beban dipegang dengan lengan lurus sehingga lengan sedikit lebih rendah
dari ketinggian bangku.
2)
Angkat
beban ke atas sampai lengan tegak lurus dengan badan. Perlu diperhatikan bahwa
dalam latihan ini ekshalasi dilakukan pada waktu mengangkat beban, dan
pengambilan napas pada waktu kembali meluruskan lengan ke atas kepala.
3)
Latihan
ini dapat juga dilakukan dengan lengan bengkok pada siku.
4)
Otot-otot yang terlatih: terutama
otot-otot dada, latisimus dorsi, teres mayor, pectoralis mayor, rhomboids
triceps, coracobrachialis, biceps bagian atas.
g)
Bench press
Cara melakukannya:
1)
Berbaring
pada punggung dengan beban di atas dada, kemudian dorong beban tegak lurus ke
atas hingga lengan lurus.
2)
Otot-otot yang terlatih: terutama
otot-otot dada, triceps, pectoralis mayor, pectoralis minor,
coracobrachinalis, biceps atas, deltoid anterior dan serratus anterior.
h)
Snatch
Cara melakukannya:
1)
Beban
diletakkan di lantai. Peganglah tiang dengan pegangan kira-kira selebar bahu.
Kemudian angkatlah besi langsung ke atas kepala.
2)
Otot-otot yang terlatih: terutama
pada otot-otot tungkai, pinggang, bahu, dan lengan.
i.
Shoulder shrug
Cara melakukannya:
1)
Berdiri
tegak, beban diletakkan di paha.
2)
Putarkan
bahu dengan cara mengangkat dan menurunkannya.
3)
Otot-otot
yang terlatih: terutama otot-otot bahu, upper back dan leher belakang.
j) Triceps stretch
Cara melakukannya:
1)
Beban
dipegang di belakang leher, kedua siku yang bengkok berada dekat di samping
telinga.
2)
Angkatlah
beban dengan cara meluruskan lengan.
3)
Selama latihan siku supaya tetap
berada dekat telinga dan tidak bergerak ke depan.
4)
Cara
memegang besi adalah dengan pegangan supinasi (telapak tangan menghadap ke
bawah).
5)
Otot-otot
yang terlatih: terutama untuk kekuatan otot triceps.
B. DAYA TAHAN JANTUNG DAN PARU-PARU
Latihan yang dapat
meningkatkan dan mengembangkan daya tahan jantung dan paru-paru banyak jenisnya
antara lain: lari jarak jauh, renang jarak jauh, cross-country atau lari
lintas alam, fartlek, interval nterval training atau bentuk latihan
apapun yang memaksa tubuh untuk bekerja dalam waktu yang lama (lebih dari 6
menit). Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai interval training.
Interval training adalah suatu sistem latihan yang
diselingi dengan masa-masa istirahat. Interval training adalah acara latihan
yang penting dimasukkan dalam program latihan keseluruhan. Bentuk latihan dalam
interval training dapat berupa lari (interval running) atau renang (interval
swimming).
Beberapa faktor yang
harus dipenuhi dalam menyusun program interval training antara lain:
a.
Lamanya
latihan
b.
Beban
(intensitas) latihan
c.
Ulangan
(repetition) melakukan latihan
d.
Masa
istirahat (recovery interval) setelah setiap repetisi latihan.
Secara mendasar ada dua
bentuk latihan interval, yaitu:
1.
Interval training lambat dengan jarak jauh
a)
Lama
latihan : 60 detik - 3 menit
b)
Intensitas
latihan : 60%-75% maksimum
c)
Ulangan
latihan : 10-20 kali
d)
Istirahat : 3-5 menit
2.
Interval training cepat dengan jarak pendek
a)
Lama
latihan : 5-30 detik
b)
Intensitas
latihan : 85%-90% maksimum
c)
Ulangan
latihan : 15-25 kali
d)
Istirahat : 30-90 detik
Repetisi
|
Jarak
|
Waktu
|
Istirahat
|
3
|
800 meter
|
160 detik
|
5 menit
|
3
|
600 meter
|
120 detik
|
4 menit
|
5
|
400 meter
|
80 detik
|
3 menit
|
5
|
300 meter
|
80 detik
|
2 menit
|
Contoh
latihan
Waktu
terbaik 800 m : 2 menit; 20 detik
Repetisi
|
Jarak
|
Waktu
|
Istirahat
|
5
|
50 meter
|
8 detik
|
30 menit
|
5
|
100 meter
|
16 detik
|
90 menit
|
5
|
100 meter
|
16 detik
|
90 menit
|
5
|
50 meter
|
8 detik
|
30 menit
|
Contoh
latihan
Waktu
terbaik 100 m : 14 detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar